Cute Red Flying Butterfly

Kata Pengantar yang baik dan benar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang bagaimana Teknik Penulisan Latar Belakang dalam Karya Ilmiah.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Merdeka Pasuruan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Bapak Drs.Sunardi, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini
2. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis
Baca Selengkapnya...

Etika Produksi dan Pemasaran Konsumen

ETIKA PRODUKSI DAN PEMASARAN KONSUMEN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif (banyak). Menurut penelitian, seorang konsumen yang tidak puas, rata-rata akan mengeluh kepada 16 orang di sekitarnya. Sementara yang puas, hanya akan menyebarkan kepada 3 orang disekitarnya. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang.
Perilaku etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Bisnis apapun, tentu akan melalui tahap-tahap sebelum akhirnya bisa dinikmati oleh publik. Salah satu prosesnya adalah produksi dan pemasaran.
Produksi adalah tahapan yang cukup penting dalam proses bisnis. Dimana pebisnis bisa menuangkan idenya dalam sebuah produk yang siap dipasarkan. Sementara pemasaran bisa dikatakan salah satu urat nadi dalam pencapaian hasil. Segala macam produksi atau output dengan hasil terbaik, tidak akan optimal diserap oleh konsumen jika teknik dan pelaksanaan pemasarannya tidak bagus.
Berbagai cara bisa dilakukan dalam memasarkan suatu produk sehingga sampai di tangan konsumen. Salah satu yang memiliki peranan penting saat ini adalah penggunaan iklan. Iklan akan dianggap sebagai metode yang ampuh untuk menyebarluaskan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk yang dihasilkan dalam bisnis.
Dibalik keberhasilan iklan dalam mendongkrak penjualan produk dalam bisnis, terselip beberapa permasalahan yang bermuara pada persoalan etika. Etika yang dimaksud adalah content serta visualisasi iklan yang dianggap sebagai pembodohan serta penipuan terhadap konsumen.
Beberapa permasalahan terkait dengan iklan dan etika dalam berbisnis dapat diurai menjadi beberapa permasalahan sebagai berikut:
• Iklan yang ditampilkan tidak mendidik
• Iklan yang ditampilkan cenderung menyerang produk lain.


1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana melakukan produksi dan pemasaran yang beretika.

1.3 TUJUAN
• Mengetahui etika bisnisnya dalam produksi dan pemasaran.
• Sebagai pembahasan dalam mata kuliah Etika Bisnis.

1.4 MANFAAT
• Sebagai latihan pengembangan pola pikir mahasiswa.
• Sebagai masukan untuk pebisnis.
• Referensi untuk tugas berikutnya


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PRODUKSI
Dalam ilmu ekonomi, pengertian produksi mengacu pada dua hal, yaitu:
a) Produksi menghasilkan barang/ jasa baru sehingga menambah jumlah, mengubah bentuk, atau memperbesar ukurannya. Contoh: beternak dan bercocok tanam.
b) Produksi meningkatkan/menambah daya guna menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Contoh: pertukangan dan kerajinan.

2.1.1 Faktor-faktor produksi
a) Produksi asli  tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuhan, hewan, dan SDM.
b) Produksi turunan  modal dan keahlian.

2.1.2 Tujuan Produksi
a) Memperbanyak jumlah barang dan jasa.
b) Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi.
c) Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban.
d) Mengganti barang-barang yang rusak atau habis.
e) Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan rumah tangga.
f) Memenuhi pasar internasional.
g) Meningkatkan kemakmuran.

2.1.3 Proses Produksi
Proses produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan atau menambah manfaat barang atau jasa. Setiap barang/jasa memiliki proses produksi yang berbeda-beda. Biasanya meliputi tahap ide  pencarian materi  brainstorming  pembuatan barang/jasa yang diinginkan  pengecekan  proses uji coba  evaluasi awal  pemasaran.

2.1.4 Fungsi Produksi
a) Perencanaan dan desain produk
b) Perencanaan kapasitas produk
c) Perencanaan layout pabrik
d) Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
e) Perencanaan Bahan Baku
Secara matematis, fungsi produksi merupakan persamaan yang menunjukkan hubungan antara input dan output. Persamaan ini dapat dirumuskan sebagai:

ß = f (S + T + M + KT)

Keterangan :
ß = jumlah barang / jasa yang dihasilkan ( output )
f = fungsi, simbul peranan fungsional
S = sumber daya alam
T = tenaga kerja
M = modal / sarana
KT = kewirausahaan dan teknologi

2.1.5 Etika Produksi
Definisi etika secara sederhana adalah studi mengenai hak dan kewajiban manusia, peraturan moral yang dibuat dalam pengambilan keputusan dan sifat alami hubungan antar manusia dan alam. Maka etika produksi yang diperhitungkan adalah:
• Nilai  aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan berbisnis.
• Hak dan kewajiban  Menerima dan menggaji karyawan, membayar pajak dan sebagainya.
• Peraturan moral  Peraturan moral menjadi acuan tertulis yang sangat penting bagi pengusaha ketika mengalami dilema atau permasalahan, baik internal atau eksternal.
• Hubungan manusia  memprioritaskan perekrutan karyawan dari masyarakat di sekitar perusahaan, menghargai hak cipta, dll.
• Hubungan dengan alam  ikut mengelola lingkungan hidup dan mengelola limbah sisa hasil produksi.




2.2 PEMASARAN
Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa, dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia (wikipedia.org/wiki/pemasaran).
Etika pemasaran berkaitan dengan keputusan pemasaran yang menyangkut etika. Etika adalah sesuatu yang bersifat tidak tetap. Maka pola pandang dalam etika selalu bersifat relatif tapi harus mengandung unsur kebaikan bersama.
Contohnya, ada tulisan bebas lemak pada produk-produk makanan. Tulisan tersebut bisa saja benar bahwa makanan tersebut tidak mengandung lemak, tetapi seringkali konsumen lupa bahwa makanan tersebut masih mengandung kalori. Pola pandang ini disadari oleh produsen dan digunakan dalam promosi produknya. Etis kah mereka berbuat demikian?
Produsen membutuhkan sebuah pedoman untuk mengambil keputusan, yang disebut konsep pemasaran (marketing concept). Hendaknya kesejahteraan konsumen (consumer welfare) dalam jangka panjang dimasukkan ke dalam ruang lingkup kepuasan konsumen.

2.2.1 Konsep Pemasaran
Ada 3 macam hal yang dipertimbangkan dalam pemasaran:
a) Consumer Satisfaction (kepuasan konsumen)
Kepuasan konsumen adalah tujuan utama dari perusahaan. Masih banyak perusahaan yang masih menganggap bahwa tujuan dari perusahaan adalah kepuasan perusahaan dan bukan kepuasan konsumen. Perusahaan tersebut memposisikan pemasaran sebagai alat untuk menjual barang yang diproduksi, bukan untuk membuat barang yang memang diinginkan oleh konsumen.
b) Total Company Effort (total usaha perusahaan)
Pemasaran adalah total usaha perusahaan. Total usaha perusahaan berarti mencakup semua departemen dalam perusahaan tersebut. Masih banyak perusahaan dengan departemen yang membangun dinding pemisah dengan departemen lain dan menganggap dirinya paling penting dalam perusahaan. Pemasaran sebagai total usaha perusahaan menuntut semua departemen yang ada dalam perusahaan tersebut untuk mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kepuasan konsumen.


c) Profit or Other Long-term Measure (keuntungan jangka panjang)
Laba adalah tujuan utama dari perusahaan. Mana yang lebih penting? Kepuasan konsumen atau Laba? Dua-dua nya benar dan berjalan pararel. Laba adalah tujuan utama perusahaan dilihat dari kacamata bisnis. Kepuasan konsumen adalah tujuan utama perusahaan dilihat dari kacamata pemasaran. Jika konsumen puas, maka dia akan melakukan repurchasing (pembelian kembali) dan memberikan laba/keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Tujuan perusahaan bukan hanya laba. Banyak perusahaan dan organisasi yang tidak mentargetkan laba sebagai tujuan perusahaan. Contohnya WWF (World Wildlife Fund) yang bertujuan menjaga kehidupan liar dan melindungi spesies yang terancam punah. Siapa konsumennya? Konsumen mereka adalah spesies (hewan, tanaman) yang mereka lindungi. Tujuan WWF bukan untuk mendapatkan laba dari spesies yang mereka lindungi, tetapi menghilangkan ancaman kepunahan dari spesies tersebut. Jika spesies yang mereka lindungi bisa berkembang biak dengan baik dan terhindar dari kepunahan, maka tujuan mereka dapat dikatakan tercapai. Tetapi untuk melakukan usaha tersebut, dibutuhkan supporter (pendukung) dalam bentuk uang dan tenaga kerja. Oleh karena itu sekalipun konsumen dari WWF adalah hewan/tumbuhan tetapi kegiatan pemasarannya ditargetkan kepada para supporternya.
Semua keputusan pemasaran (marketing decision) akan mengacu kepada konsep pemasaran (marketing concept). Jika sebuah keputusan pemasaran tidak memiliki ketiga unsur ini, maka keputusan tersebut akan ditolak. Hal ini berlaku juga untuk keputusan pemasaran yang bersifat etikal (ethical marketing decision).

2.2.2 Etika Pemasaran Dalam Konteks Promosi
a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
b) Sebagai sarana untuk membangun image positif.
c) Tidak ada unsur manipulasi/memberdayakan konsumen.
d) Selalu berpedoman pada prinsop-prinsip kejujuran.
e) Tidak mengecewakan konsumen.

Contoh manipulasi dalam periklanan disebut juga subliminal advertising. Subliminal dvertising dikatakan teknik periklanan yang secara sekilas menyampaikan suatu pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal dibawah ambang kesadaran. Teknik ini dipakai dibidang visual maupun audio.
Dalam dunia visual, suatu pesan dimasukkan sebentar saja dalam film, sehingga penonton tidak melihatnya dengan sadar pada layar, namun demikian pesan tersebut akan diingat oleh penonton. Subliminal advertise yang lain adalah mempengaruhi konsumen melalui iklan dengan memanfaatkan faktor-faktor psikologis seperti status, gengsi, dan yang lainnya. Kedua jenis advertise subliminal tersebut secara etika telah mempengaruhi keindependenan konsumen, walau tidak dipungkiri bahwa fungsi sebuah iklan adalah untuk mengajak sebanyak mungkin konsumen untuk membeli suatu produk.
Beberapa permasalahan terkait periklanan oleh dunia bisnis yang bersinggungan dengan nilai-nilai dan etika, dapat kita perinci sebagai berikut:
• Iklan yang ditampilkan tidak mendidik
Dari sisi content, suatu iklan terkadang malah sering menampilkan sisi-sisi yang sama sekali tidak mendidik terhadap konsumen, taruhlah iklan tersebut secara isi adalah benar, namun dalam visualisasi terhadap konsumen dapat tidak mendidik.
Contohnya:
Iklan provider yang menampilkan telekomunikasi. Di iklan tersebut ditunjukan seorang balita yang bermain kuda–kudaan dengan sang ayah. Setika sang ayah kurang cepat larinya si bayi dengan jelas menempelkan raket listrik ke mulut ayahnya. Alangkah bijaksananya kalo temanya tidak menampilkan adegan yang mengandung nilai pendidikan yang tidak baik bagi anak -anak.
Contoh lainnya, seorang anak dapat tumbuh besar serta pintar karena mengkonsumsi produk tertentu. Belum, lagi iklan yang menonjolkan kekerasan serta sensualitas dalam penayangannya, secara etis iklan-iklan seperti ini tidak layak untuk ditampilkan.
• Iklan yang ditampilkan cenderung menyerang produk lain
Yang paling jelas adalah iklan provider telekomunikasi/internet. Dengan logo competitor yang disamarkan, bahkan menampilkan icon dari iklan lain untuk dijadikan content dalam isi pesan yang disampaikan. Bentuk pemasaran seperti ini merupakan suatu bentuk persaingan yang kurang baik, karena tindakan tersebut menyinggung pihak lain, dan menunjukkan perang secara implisit tapi nyata. Tentu yang dipermainkan adalah persepsi konsumen. Sehingga dampaknya membuat konsumen tidak mempercayai satupun dari iklan yang ditampilkan.


• Iklan berupa spammer merugikan pengguna internet
Penggunaan internet yang akhir-kahir ini sangat pesat perkembangnya ternyata telah mengundang kalangan bisnis untuk terjun kedalamnya, tentunya dalam bentuk iklan. Spam, yakni suatu pesan dalam jumlah yang banyak dan berulang ke dalam email, atau secara terus menerus terakses walaupun kita tidak hendak mengaksesnya ketika kita mengunjungi sebuah situs merupakan sebuah bentuk baru pengiklanan yang tentunya bagi beberapa pihak menguntungkan, namun untuk sebagian pihak lain hal ini sangat merepotkan. Prilaku seperti ini, dalam kajian etika bisnis merupakan suatu tindakan yang tidak etis karena telah mengganggu kebebasan orang lain.

2.3 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA PEMASARAN
Fakta tentang produk di pasaran masih banyak penggunaan bahan tidak aman & beracun pada produk makanan, obat dan kosmetik di Indonesia. Seperti formalin, rhodamin, borax & MSG pada makanan, melamin pada susu bubuk, PPA pada obat flu, mercury & obat berbahaya lain pada kosmetik. Juga banyak produk yg berdampak negatif bagi kesehatan (rokok, alkohol) (mengutip kumoro.staff.ugm.ac.id).
Sekalipun kebebasan untuk memilih (freedom of choice) terletak pada konsumen dan produsen, seringkali terjadi micro-macro dilemma dalam beberapa keputusan konsumen. Secara tidak sadar keputusan produsen untuk memproduksi suatu barang dan keputusan konsumen untuk mengkonsumsi barang tersebut akan mempengaruhi lingkungan sekitar termasuk konsumen itu sendiri dalam jangka panjang.

Contoh kasus:
Power Balance adalah merek gelang yang oleh pembuat dan vendornya diklaim sebagai produk yang ’menggunakan teknologi holografis’, yang bekerja dengan medan energi alami tubuh.
Power Balance menggunakan terapi hologram, yaitu pengobatan energi, yang merupakan cabang dari pengobatan alternatif. Menurut pembuatnya, ‘Power Balance didasarkan pada gagasan untuk mengoptimalkan aliran energi di dalam tubuh. Hologram pada Power Balance didesain untuk beresonansi dan merespon medan energi alami tubuh’.
Power Balance lebih dipromosikan melalui atlet yang dibayar, dan viral marketing ketimbang melalui bukti ilmiah. Yang akhirnya perusahaan ini mendapat banyak kritik, dan kebanyakan adalah tuduhan bahwa mereka mengeluarkan iklan palsu.
Pada Desember 2010, Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) mengharuskan Power Balance untuk membuat pernyataan yang berisi pengakuan bahwa mereka ‘terlibat dalam tindakan yang menyesatkan’. Berikut ini adalah beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh pihak Power Balance:
1. Mempublikasikan iklan yang benar dengan biaya sendiri
2. Berhenti untuk mengklaim bahwa produk Power Balance:
a. Akan meningkatkan keseimbangan, kekuatan, dan fleksibilitas
b. Dirancang untuk bekerja dengan medan energi alami dalam tubuh
c. Membuat klaim bahwa "Power Balance adalah Performance Technology"
3. Berhenti memproduksi produk yang mengandung kata ‘Performance Technology’
4. Mengganti materi promosi dan pemasaran
5. Menawarkan pengembalian dana penuh, ditambah ongkos kirim.

CEO Power Balance Australia, Tom O'Dowd, mengatakan, "Awalnya kami mengklaim bahwa produk kami meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas, dan kami tidak memiliki percobaan acak yang telah diuji sejawat secara ilmiah ataupun tingkatan bukti yang kami butuhkan untuk mendukung klaim tersebut".
Ketua ACCC, Graeme Samuel menyatakan, "Kami sangat kecewa bahwa begitu banyak orang yang telah membayar ratusan ribu, bahkan sampai jutaan dolar, untuk membeli gelang ini". Power Band Australia diharuskan mengeluarkan sejumlah iklan di media Australia yang berisi pengakuan dan penawaran pengembalian uang.
Dan ini pernyataan dari pihak Power Balance di media.
“Dalam iklan, kami menyatakan bahwa gelang tangan Power Balance meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas Anda. Kami mengakui bahwa tak ada bukti ilmiah kredibel yang mendukung klaim kami dan maka dari itu kami telah terlibat dalam tindakan yang menyesatkan melanggar s52 dalam Undang-Undang Praktek Perdagangan 1974. Jika Anda merasa telah disesatkan oleh promosi kami, kami meminta maaf dan menawarkan pengembalian uang secara penuh”

Pada Desember 2010, Italy's Antitrust Authority mendenda Power Balance sebesar 300,000 Euro (dan perusahaan lainnya sebesar 50,000 Euro) karena tidak menyertakan bukti ilmiah untuk klaim mereka.
Pada Janauri 2011, Point Break, salah satu penjual resmi gelang Power Balance di Indonesia, menarik produk tersebut dari seluruh gerainya.
(Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Power_Balance#cite_note-PB-0)
2.4 PERLINDUNGAN TERHADAP KONSUMEN
2.4.1 Undang Undang yang dibuat oleh pemerintah.
• Pasal s52 Undang Undang Praktik Perdagangan 1974
• Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0047/B/J1/87, tentang keharusan menyertakan sertifikat kesehatan dan sertifikat bebas radiasi untuk makanan impor.
• Surat Keputusan Kepala BPOM RI No. HK.00.05.52.4040, tentang kategori pangan.
• Dan peraturan pemerintah yang lain tentang perlindungan warga negara dari informasi palsu dsb.
2.4.2 Teori Kontraktual
• Duty to comply  Produsen harus memenuhi ekspektasi konsumen menyangkut:
 Reliability  keandalan dari sebuah produk
 Service life  masa layanan
 Maintainability  purna-jual, perbaikan dan penggunaan
 Product safety  keamanan produk selama digunakan
• Duty to disclosure (pemberian informasi yg memadai).
• Duty not to misrepresent (menghindari salah-paham).
• Duty not to coerce (menghindari pemaksaan)
2.4.3 Teori Keperdulian (Due Care Theory)
Asumsi konsumen dan produsen tidak dalam posisi yang sama karena berbagai faktor. Karena keahlian dan pengetahuannya, produsen cenderung berada dalam posisi lebih menguntungkan dibanding konsumen. Prinsip yang harus dianut bukan caveat emptor (pembeli yang perduli), tetapi caveat vendor (penjual yang perduli) dengan adagium ‘Let the seller take care’. Bentuk tanggungjawab produsen menyangkut informasi meliputi desain, produk, dan informasi.
Permasalahan pokok produsen dan konsumen:
• Kemasan sering menyesatkan dan tidak menggambarkan kualitas produk yang sesungguhnya.
• Konsumen sangat variatif, tetapi kebanyakan tidak paham dengan isi produk (karena keterbatasan pengetahuannya).
• Produsen wajib memperhatikan kepentingan konsumen dan dilarang secara sengaja melukai atau menipu konsumen.
2.4.4 Biaya Sosial (Social Cost)
Biaya Sosial mengandaikan adanya kewajiban penuh (strict liability) dari produsen untuk menanggung semua biaya dari kemungkinan bahaya karena cacat produk, luka dan kecelakaan kerja.
Permasalahan dengan teori Biaya Sosial:
• Perlakuan tidak adil bagi produsen karena mereka harus menanggung kompensasi bagi sesuatu yg belum terjadi krn kecelakaan.
• Asumsi keliru bahwa biaya sosial akan mencegah kecelakaan.
• Meskipun produsen sdh menunjukkan keperdulian, konsumen bisa mengambil keuntungan dari pengaduan hukum secara berlebihan.

Laba dan kepuasan konsumen berjalan pararel. Jika kepuasan konsumen tercapai maka laba akan datang dengan sendirinya. Tetapi dalam definisi nilai konsumen berkaitan dengan kepuasan konsumen, manfaat yang dirasakan oleh setiap konsumen berbeda-beda.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian mengenai masalah periklanan dan etika bisnis, ada beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan dan butuhkan dengan cara menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
b) Iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa atau ditempat umum.
c) Etika Bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah prilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis.
d) Di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung menjelek-jelekan produk lain.

3.2 SARAN
Dalam berbisnis, perusahaan mempunyai kepentingan yang lebih tinggi untuk menguasai ilmu pemasaran dibanding konsumen. Sementara konsumen, dengan keterbatasan sumber daya dan waktu, jarang sekali mendalami ilmu ini. Tetapi, konsumen yang mempelajari ilmu pemasaran akan mempunyai proses keputusan pembelian yang lebih baik. Beberapa saran yang bisa kami berikan adalah:
a) Produsen lebih berimbang dalam memperhitungkan benefit secara materi dan keuntungan jangka panjang bagi konsumen. Sehingga menimbulkan keberlangsungan bisnis yang baik.
b) Pemerintah dan masyarakat lebih selektif dan cerdas dalam menyaring informasi dari iklan produk yang telah keluar dari jalur etika.
c) Biro iklan (advertising/media) lebih bijak dalam memproduksi iklan.
d) Pemerintah bekerjasama dengan masyarakat dan produsen menegakkan dan melaksanakann reward and punishment berkaitan dengan etika dan periklanan


DAFTAR PUSTAKA
Bertens. K, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Jakarta, 2000.
Joko. Sri, Manajemen Produksi dan Operasi, UMM Press, Jaakarta , 2004.
Zimmerrer, Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, PT. Indeks Jakarta, 1986.
http://cassonsmart.blogspot.com/2010/03/fungsi-produksi.html, diakses 22 April 2011.
http://www.gudono.com/apps/forums/topics/show/3250856-arti-penting-etika-bisnis?page=last, diakses 22 April 2011.
kumoro.staff.ugm.ac.id/.../10.%20Etika%20Produksi%20dan%20Pemasaran.pdf, diakses 22 April 2011.
http://kurnia.blogdetik.com/2010/10/16/iklan-xl-yang-kurang-mendidik/, diakses 22 April 2011.
http://pemasarankokrepot.blogspot.com/2009/10/tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html
http://supeksa.wordpress.com/2010/11/19/teori-produksi-dan-etika-produksi-dalam-ekonomi/, diakses 22 April 2011.
http://zaenuree.wordpress.com/2010/11/11/iklan-tidak-mendidik/
Baca Selengkapnya...

Baca Selengkapnya...

MANAJEMEN OPERASIONAL DALAM BISNIS

Produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang dan jasa.

Produsen adalah orang atau badan ataupun lembaga lain yang menghasilkan produk.

Produktivitas adalah suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang sesungguhnya dengan hasil kegiatan yang seharusnya.

Luas Produksi adalah kapasitas yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dapat diukur dengan kapasitas mesin, penyerapan bahan baku, jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja, jumlah jam mesin dan unit keluaran.

Bill of Material adlah daftar dari seluruh bahan baku, bahan lain, onderdil dan komponen untuk memproduksi dalam perusahaan.

Job Lot Shop adalah perusahaan yang akan berproduksi atau pesanan yang masuk dalam perusahaan.

Moss Production Shop adalah perusahan-perusahaan yang berproduksi untuk persediaan atau untuk pasar. Produksi tidak konstan, kadang bertambah, kadang berkurang.

Luas Perusahaan adalah kapasitas yang tersedia atau terpasang dalam suatu perusahaan.

Perencanaan adalah serangkaian keputusan yang diambil sekarang untuk dikerjakan pada waktu yang akan datang.

Faktor - Faktor Produksi :
1. Alam
2. Modal
3. Tenaga kerja
4. Teknologi

Proses Produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada.
Baca Selengkapnya...

Jenis Strategi

1. Strategi Korporasi, menentukan bidang usaha atau serangkaian bidang usaha yang diminati dan bagaimana perusahaan merencanakan strategi secara mendasar untuk dapat memimpin pada bidang usaha tsb.

FORMULASI STRATEGI KORPORAT
1. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan (Company Vision, Mission & Values)

Visi, Misi & Nilai (Company Vision, Mission & Values)
Visi : merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa mendatang
yang diinginkan terwujud.

Contoh :
1. To become world class aviation (Boeing)
2. To become a dominance info-com player in the region (telkom)
3. To become world class steel producer (ptks)

Misi : penjabaran (deploy) secara tertulis mengenai suatu visi, sehingga mudah dipahami dan jelas.

Contoh :
Menjadi perusahaan penerbangan ruang angkasa nomor satu di dunia di kalangan industri utama dalam hal mutu, kemampuan maraih laba dan pertumbuhan usaha.
Nilai (values/falsafah/kredo) : hal-hal yang terkandung (nilai) dan tercermin
dalam tingkah laku seluruh anggota organisasi.

Contoh :
Mc Donald : Kualitas, pelayanan, kebersihan dan disiplin
Johnson&Johnson : Pelanggan, karyawan, masyarakat dan pemegang saham
Telkom : Commited 2 U
PTKS : Competence, Integrity, Reliable, Innovative

2. Profil Perusahaan (Company Profile)

Menggambarkan kualitas dan kuantitas sumber daya :
_ Keuangan
_ Manusia
_ Fisik perusahaan
_ Kekuatan & kelemahan manajemen
_ Struktur organisasi
_ Trend performansi pertumbuhan
_ Perspektif sasaran kerja organisasi

3. Lingkungan Eksternal (External Environment)

Lingkungan eksternal dari suatu perusahaan meliputi semua keadaan maupun kekuatan yang mempengaruhi pilihan (option) strategi dan situasi persaingannya termasuk lingkungan operasional, lingkungan industri dan dampak yang ditimbulkannya.

4. Analisis dan Pilihan Strategik (Strategic Analysis & Choice)

Melakukan identifikasi terhadap berbagai peluang interaktif yang mungkin dapat terjadi dan disesuaikan dengan misi perusahaan. Proses ini dimaksudkan untuk menyajikan kombinasi sasaran jangka panjang maupun strategi induk didukung dengan kajian strategis (kualitatif maupun Kuantitatif) yang secara optimal akan memposisikan perusahaan dapat mencapai misinya.

5. Sasaran Jangka Pendek / Panjang (Short & Long Term Objectives)

1. Kemampulabaan (Profitability)
2. Laba atas investasi (Return On Investment)
3. Posisi bersaing (Competitiveness)
4. Keunggulan teknologi (Tech. Advantage)
5. Produktivitas (Productivity Rates)
6. Hubungan karyawan (Human Relationship)
7. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility)
8. Pengembangan karyawan (Human Resources Dev.)
Perbedaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang terletak pada rincian yang lebih spseifik.

6. Strategi Induk (Grand Strategi)

Rencana umum yang disusun secara menyeluruh tentang tindakan-tindakan utama yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjangnya dalam suatu lingkungan yang dinamik, meliputi :
1. Konsentrasi
2. Pengembangan pasar
3. Pengembangan produk
4. Inovasi
5. Integrasi horisontal/vertikal
6. Usaha patungan
7. Aliansi Strategik
8. Konsorsium
9. Diversifikasi
10. Pembenahan diri
11. Divestasi dan Likuidasi

7. Strategi Fungsional (Fuctional Strategies)

Dalam kerangka besar strategi, setiap fungsi bisnis membutuhkan rencana dan tindakan yang spesifik dan terpadu, bahkan dikembangkan menjadi suatu strategi operasional yang disusun secara rinci mengenai cara-cara mencapai suatu sasaran secara optimal.

8. Kebijakan (Policies)

Kebijakan adalah keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan sebelumnya, bersifat repetitif (berulang), dapat dijadikan dasar pemikiran, pengambilan keputusan dan
tindakan dalam implementasi strategi organisasi. Seringkali diarahkan dalam efektifitas manajerial melalui pendekatan sistem atau standar prosedur sebagai pedoman operasional.
Contoh :
_ Para manager harus mendapatkan persetujuan dari GM atau Direktur dalam hal pembelian material yang harganya lebih dari Rp. Xx,-
_ Seluruh karyawan agar dinilai dan diapresiasi sesuai prestasinya pada setiap akhir periode (bulan/tahun).

9. Melembagakan Strategi (Empowering)
Sasaran tahunan, strategi fungsional dan kebijakan spesifik merupakan sarana penting untuk mengkomunikasikan apa yang harus dilakukan untuk menerapkan strategi perusahaan secara keseluruhan.
Ada 4 elemen organisasi untuk melembagakan strategi
perusahaan :
1. Struktur
2. Kepemimpinan
3. Budaya
4. Imbalan.
10. Pengendalian dan Evaluasi
Suatu implementasi strategi harus dipantau untuk
mengetahui sejauh mana sasaran perusahaan dapat
tercapai dan disiapkan suatu metoda pemantuan serta
pengendaliannya untuk memastikan bahwa rencana strategi
tersebut dilaksanakan secara konsisten.
2. Strategi Bisnis, merupakan istilah yang umum untuk menunjukkan bagaimana sebuah unit usaha merencanakan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama.
3. Strategi Fungsional, berisi rencana untuk mencapai tingkat penggunaan sumber daya secara efisien, efektif dan optimal pada setiap fungsi gunamendukung strategi korporasi dan bisnis.
Baca Selengkapnya...

Komponen Pokok Dalam Manajemen Strategi

Berikut ini adalah beberapa komponen pokok dalam manajemen strategi. :
• Analisis lingkungan bisnis yang diperlukan untuk mendeteksi peluang dan ancaman bisnis
• Analisis profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
• Strategi bisnis untuk mencapai tujian perusahaan
• Misi perusahaan
Baca Selengkapnya...

Strategi untuk Setiap Posisi Bisnis

POSISI REAKTIF PROAKTIF
LEADER - Balas
- Persaingan harga - Pengembangan pasar
-Penelitian dan pengembangan
CHALLENGER - Follow the leader
- Me too - Menantang
- Menyerang
- Pengembangan produk baru
FOLLOWER - Status Quo
- Me too - Cari pasar baru
- Cari segmen pasar baru
- Market niche

Strategi bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Perusahaan besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Tetapi hanya dengan sekala besar saja tidaklah cukup, karena ada beberapa strategi bagi perusahaan besar yang mampu menjamin keberhasilannya, akan tatapi ada juga strategi yang dapat merugikan dirinya sendiri. Dan bukanlah merupakan sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu rnenghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada yang diperoleh perusahaan besar.
Sehubungan dengan besarnya usaha, maka dapat dibedakan menjadi empat kelompok usaha, yaitu:
1. Market Leader menguasai 40% pasar
2. Market Challanger menguasai 30% pasar
3. Market Follower menguasai 20% pasar
4. Market Nicher menguasai 10% pasar
1. Market Leader
Perusahaan seperti ini rnemegang bagian terbesar dalam pasar, biasanya perusahaan-perusahaan lain mengikuti tindakan-tindakan perusahaan dalam hal perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan saluran distribusi, dan intensitas promosi. Perusahaan ini menjadi titik pusat orientasi para pesaing. Ia merupakan perusahaan yang ditantang, ditiru, atau dijauhi. Kehidupan pemimpin pasar sungguh tidaklah mudah, terkecuali bila perusahaan itu memang memiliki promosi resmi. Perusahaan tersebut senantiasa mempertinggi kewaspadaannya sebab para pesaingnya selalu mencari dan mencoba memanfaatkan kelemahannya, meski sekecil apapun. Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap menjadi nomor satu, oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan seperti ini bjasanya mengembangkan strategi:

a. Mengembangkan pasar keseluruhan, hal ini dapat dilakukan dengan cara:
- Mencari konsumen baru dengan cara strategi penerobosan pasar, strategi pasar baru, dan strategi perluasan geografis
- Mencari dan mengenalkan kegunaan baru suatu produk
- Meyakinkan masyarakal konsumen agar menggunakan produk lebih banyak pada setiap kesempatan.
b. Melindungi bagian-bagian pasar yang telah dikuasai. Sementara mencoba memperkuat pasar. Perusahaan yang dominan tetap harus melindungi usahanya secara terus menerus dari serangan saingan-saingannya. Untuk itu yang harus dikerjakan oleh perusahaan pemimpin dalam mempertahankan daerah kekuasaannya adalah inovasi (Pembaharuan ) yang terus menerus.
c. Meningkatkan bagian pasar. Selain mencari konsumen baru pada pasar yang baru, perusahaan juga dapat meningkatkan jumlah konsumen pada bagian pasar yang sudah dikuasai.
2. Market Challanger
Perusahaan yang mempunyai urutan kedua atau lebih rendah lagi didalam pasar bisa disebut "runner up" atau "Penyusul". Mereka dapat menyerang Market leader dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha yang gencar merebut bagian pasar, perusahaan inilah yang disebut Market Challanger. Dan mereka yang bersikap asal rnenerima tidak menggoncangkan pasar, disebut juga Market Follower.
Beberapa strategi penyerangan yang bisa digunakan oleh market challanger :
a. Menetapkan sasaran straregi lawan.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh penantang pasar adalah menetapkan sasaran strategis dan memilih lawan yang dihadapi, untuk itu perusahaan harus melakukan analisis persaingan yang sistematis. Sasaran strategis dari kebanyakan penantang pasar adalah: peningkatan bagian pasar dengan harapan akan menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. Pada dasarnya, market challanger dapat memilih salah satu dari tiga jenis perusahaan yang dapat diserang yaitu: pimpinan pasar, perusahaan-perusahaan yang sama besarnya tetapi kurang berhasil serta kekurangan dana, dan perusahaan regional yang lebih kecil.
b. Memilih strategi penyerangan.
Secara umum ada lima strateg penyerangan yang dapat dipilih dan dilakukan market challanger :

􀂾 Serangan Frontal. Serangan ini dilakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki tepat berhadapan dengan lawan. Serangan ini lebih bersifat menyerang kekuatan lawan ketimbang titik lemahnya. Dalam serangan frontal ini, penyerang menandingi produk, iklan, barga, dari lawannya, sehingga apabila lawan tidak kuat maka akan kalah. Biasanya yang memakai strategi ini adalah market challanger yang kuat.

􀂾 Serangan melambung. Prinsip pokok dart serangan modern adalah Konsentrasi kekuatan untuk menyerang kelemahan .Market challanger berpura-pura akan menyerang bagian yang kuat sehingga lawan mengerahkan seluruh kekuatan ke bagian tersebut, tetapi serangan yang sesungguhnya akan diarahkan kebagian kelemahannya. Ada dua strategi yang dapat dilakukan oleh market challanger yaitu serangan geografis, yaitu serangan-serangan yang ditujukan pada daerah-daerah pemasaran dimana pesaing tidak menanganinya dengan baik. Dan kedua adalah serangan dengan menutup segmen pasar yang selama ini belum dipenuhi oleh market leader.

􀂾 Serangan mengepung. Serangan ini merupakan usaha menembus daerah pemasaran lawan, yaitu dengan mengadakan penyerangan secara besar-besaran terhadap seluruh pasar lawan dan pada saat bersamaan perusahaan penantang memasarkan segala apa saja yang dipasarkan oleh pesaing, dan melebihi apa yang dimiliki oleh pesaing, sehingga tawaran perusahaan ini tidak mungkin ditolak oleh konsumen.

􀂾 Serangan lintas. Strategi ini adalah strategi yang paling tidak langsung, serta menjauhkan diri dari gerakan yang mengarah kepemasaran pesaing. Ada tiga pendekatan, yaitu: diversifikasi ke produk-produk yang tidak berkaitan, diversifikasi kepasar geografis yang baru dan menciptakan produk yang lebih baik.

􀂾 Serangan gerilya. Serangan ini dilakukan perusahaan-perusahaan yang kekurangan modal dengan menyerang pada berbagai wilayah lawan dengan serangan kecil yang tiba-tiba dan terputus-putus. Tujuannya adalah untuk mengganggu konsentrasi lawan. Serangan dapat dilakukan dengan tindakan memotong harga secara selektif, mengganggu persediaan, membajak eksekutif, kegiatan promosi intensif dan berbagai tindakan ilegal lainnya.

Selain ke lima strategi penyerangan secara umum tersebut, terdapat strategi yang lebih spesitik lagi bagi market challanger yaitu:

1. Strategi pemotongan harga
2. Strategi produk yang lebih murah
3. Strategi produk prestise
4. Strategi pengembang biakan produk
5. Strategi inovasi produk
6. Strategi penyempurnaan jasa pelayanan
7. Strategi inovasi distribusi
8. Strategi penekanan biaya
9. Strategi promosi yang intensif

3. Market Follower
Perusahaan seperti ini lebih suka menawarkan hal-hal yang serupa, biasanya dengan meniru produk perusahaan yang memimpin. Setiap market follower selalu menonjolkan sifat khasnya kepada target pasar, misalnya lokasi, jasa pelayanan, atau keuangannya. Strategi umum yang biasa dilakukan oleh maeket follower yaitu:

􀂾 Mengikuti dari dekat. Market follower berusaha menyamai perusahaan pemimpin pasar pada sebanyak mungkin segmen pasar dan wilayah bauran pemasaran.

􀂾 Mengikuti dari jauh. Dalam strategi ini market follower membuat beberapa differensiasi, namun tetap mengikuti market leader dalam hal pembauran pasar.

􀂾 Mengikuti secara selektif. Market follower mengikuti dengan dekat beberapa hal yang dilakukan market leader, namum pada hal-hal yang lain perusahaan berjalan dengan sendiri.

4. Market Nicher
Perusahaan seperti ini, menyandang berbagai nama seperti; penggarap relung pasar, spesialisasi pasar, perusahaan ambang pintu, atau perusahaan tumpuan. Market nicher menempati sebagian kecil dari seluruh pasar yang ada. Perusahaan jenis ini mencoba masuk kesatu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungkan yang dilupakan atau terlewatkan oleh perusahaan besar. Umumnya market micher adalah perusahaan yang mempunyai spesialisasi tertentu dan keahlian yang khas didalam pasar, konsumen, produk atau lini-lini dalam bauran pemasaran.
Baca Selengkapnya...

Strategi Dalam Bisnis

Pada saat sekarang ini maupun saat kedepan, strategi pemasaran yang diterapkan oleh suatu perusahaan harus disesuaikan tidak hanya pada sasaran konsumen semata, tetapi juga pada para pesaing yang mengincar pasar sasaran konsumen yang sama. Perusahaan sebelum menetapkan dan menjalankan strateginya hendaklah terlebih dahulu malakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treath) yaitu melihat dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para pesaingnya.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.
Membangun Keunggulan Strategi
Strategi untuk membangun perguruan tinggi dalam era kompetisi ini dapat dikelompokkan kedalam beberapak kelompok berikut ini:
• Mengembangkan hubungan baik dengan customers. Untuk perguruan tinggi yang menjadi customers itu amat kompleks dari mahasiswa, orang tua, bisnis dan industri lembaga pendidikan persekolahan, sehingga mereka merasa terikat secara emosional. Customers satisfaction menjadi tujuan utama, sebab bila satisfaction tercipta, keterikatan emosional dalam hal ini loyalty, secara bertahap dapat berkembang.
• Menciptakan trust dan confidence dikalangan berbagai kelompok stakeholders yang amat luas dan kompleks itu. Luasnya stakeholder ini karena pendidikan termasuk pendidikan tinggi merupakan hak setiap orang sesuai dengan deklarasi dunia bahwa pendidikan itu hak setiap orang. Trust dan confidence ini penting sebagai salah satu bentuk social and public accountability perguruan tinggi.
• Membangun competitive advantage centers. Pusat-pusat keunggulan ini bila dapat diwujudkan akan merupakan point of promotion yang menarik.
• Membangun kerjasama, kemitraan dan networking. Dalam dunia kompetisi batas antara kerjasama dan bersaing kadang-kadang amat tipis. Kerjasama penting untuk membangkitkan daya saing dan daya jual, tapi juga sekaligus membuka peluang untuk menambah kekuatan kompetitor. Dalam membangun perguruan tinggi era globalisasi setiap perguruan tinggi tidak mungkin menutup diri, sebab itu artinya kematian.
Baca Selengkapnya...

Manajement strategik

BAB I
MANAJEMEN STRATEGIK
Manajemen strategi (strategic management) adalah seperangkat keputusan dan tindakan yang digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang berdaya saing tinggi dan sesuai bagi perusahaan dan lingkungannya untuk mencapai sasaran organisasi

Tujuan Manajemen Strategi
• Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien.
• Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
• Senantiasa memperbarui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.
• Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang ada.
• Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen.

Manfaat Manajemen Strategi
• Aktivitas formulasi strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan.
• Proses manajemen strategi akan memberikan hasil keputusan terbaik dikarenakan interaksi kelompok mengumpulkan berbagai strategi yang lebih besar.
• Keterlibatan karyawan di dalam formulasi strategi akan dapat memperbaiki pengertian mereka atas penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi dan dengan demikian dapat mempertinggi motivasi kerja mereka.
• Penerapan manajemen strategi membuat manajemen perusahaan menjadi lebih peka terhadap ancaman yang datang dari luar perusahaan.
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi akan lebih profitable (menguntungkan) dan lebih berhasil daripada yang tidak menerapkannya.
Baca Selengkapnya...

hidup adalah pilihan bagaimana cara kita menyikapi
Baca Selengkapnya...